“Bahar, pemimpin kelompok preman yang menguasai sebuah kawasan, meliputi pasar, terminal dan jalanan, setelah kematian istrinya menyatakan pensiun. Pernyataan hanya disampaikan pada tangan kanannya, Obet. Alasannya, sebelum meninggal, istrinya berujar akan menunggunya di surga. Bahar bepikir, bahwa kalau dia terus ‘terus begini’, tidak mungkin akan sampai kesana.
Keputusan Bahar tidak bisa diterima oleh Obet. Sebab, pensiun-nya Bahar akan menimbulkan hancurnya kemapanan kekuasaan mereka, membuat kelompok-kelompok kecil dibawah mereka akan tercerai-berai, berdiri sendiri-sendiri. Secara bisnis, ini akan merugikan Obet yang hanya jadi tangan kanan Bahar dan tidak memiliki kelompok.
Pensiunnya Bahar yang tidak ‘diumumkan’ itu dimanfaatkan oleh Obet untuk mengambil alih kekuasaan dan ‘jatah’ untuk Bahar sampai kemudian tindakan semua terungkap dan menimbulkan chaos gan harsindo.com. Para pemimpin kelompok kecil; Komar (preman pasar), Jamal (preman terminal) dan Herman (preman jalanan) berebut kekuasaan. Bahar pun kemudian turun kembali untuk membereskan keadaan.
Sumber : rcti.tv